Story #7 Pengalaman Umroh Mandiri 9 hari saat Ramadan dibawah 20 juta

Halo semuanya... mohon maaf lahir dan batin ya. Ditengah-tengah hari yang suci ini, saya ingin berbagi kepada semuanya tentang pengalaman umroh saat Ramadan Maret tahun 2024 ini. Semoga dengan adanya sharing kecil dari saya, bisa membantu dan juga menyemangati teman-teman yang ada niatan untuk umroh. Semoga selalu diberikan kemudahan untuk melaksanakannya. 😊

Saya akan berbagai dengan sedetail mungkin dan apa adanya. Mulai dari 0 sampai saya selesai umroh dan kembali ke rumah ya. Saya bagi ke dalam beberapa sub topik pembahasan berdasarkan alur dari awal sampai akhir.

A. Tahap Memantapkan hati

Saya berniat untuk umroh mungkin bisa dibilang beberapa tahun terakhir, dan hanya bermodalkan niat dan keinginan tulus untuk suatu saat bisa berkunjung ke tanah suci Mekkah dan Madinah. Saat itu hal yang membuat saya meyakinkan diri saya (lebih tepatnya nekat) adalah ketika teman yang saya kenal membagikan potret diri dan keluarganya berkunjung ke tanah suci untuk umroh mandiri. Seketika postingan story WA itu membuat saya terpantik untuk juga memantapkan dan berdoa agar bisa ke tanah suci. Tak berselang lama dari itu, saya mencoba mencari tiket pesawat ke Saudi Arabia dan juga membaca blog atau menonton youtube terkait tips umroh mandiri dan berbagai persiapannya. Kemudian saya menemukan salah satu cara untuk bisa umroh mandiri dengan menggunakan visa transit. 

Kemudian saya mengunjungi laman Saudi Airlines (karena hanya maskapai tertentu yang menawarkan visa transit gratis khusus untuk melaksanakan ibadah umroh). Saya memesan tiket di Saudi Airlines dengan tujuan Istanbul, Turkey, PP dari Jakarta sebesar kira-kira Rp 12 juta rupiah (karena saya beli dengan kurs Yen, Jepang saat itu; bisa diakses via link berikut https://www.saudia.com/transit-visa). saya membeli ini sekitar bulan Januari 2024 melalui laman Saudi Airlines. Di laman tersebut nantinya akan ada opsi apakah kita ingin transit untuk melaksanakan ibadah umroh atau tidak melalui skema stepover. Namun, visa akan dikeluarkan jika durasi stepover kita lebih dari 72 jam dan kurang dari 96 jam. Saat itu saya memilih untuk stepover di Madinah dan kemudian mendapatkan visa dalam kurun waktu 5 menit saja plus termasuk asuransi kesehatan selama 4 hari tersebut.

Sayangnya, ada kesalahan dalam visa transit saya, dimana kewarganegaraan saya bukannya Indonesia, melainkan tertulis Jepang. Sad banget 😅. Hingga akhirnya saya coba untuk apply visa mandiri di aplikasi KSA VISA dari arab saudi langsung, namun setelah 2 bulan follow up dan tidak ada kabar atau progress, jadi saya batalkan tiket pesawat saya ke Istanbul Turki dan mengajukan refund dari Saudi Airlines nya. Mungkin, memang seharusnya kita tidak bisa mengajukan visa sendiri ya hehe

Ketika 2 bulan penantian dan H-21 menjelang tanggal rencana keberangkatan, namun tidak ada kepastian visa, saya sempat ragu untuk bisa umroh tahun ini. Saya sempat berpikir untuk menunda dan mengurungkan niat saya karena 1) ini Ramadan dan biaya operasional apapun di Arab akan terlampau tinggi, 2) padat dan ramai kondisi di tanah suci, 3) saya bisa memanfaatkan uang tabungan saya untuk hal lain terlebih dahulu. Berhari-hari saya dilema dan bahkan sampai terbawa mimpi. Saya tanya ke teman saya yang sudah umroh mandiri, dan dia mengatakan setidaknya kalimat ini, "Bisa kalau cuma umroh, anggap aja umroh itu seperti wisata ke negara lain. Jangan takut rezeki, inshaAllah pasti ada rezeki itu. Dicoba aja, mumpung ada kesempatan". Kira-kira kalimat seperti ini yang meyakinkan saya kembali untuk tetap stick to the plan. 

B. Tahap Persiapan

Setelah bergulat dengan niat dan selepas saya mengajukan refund, tertulisnya paling cepat kira-kira 10 hari untuk bisa diproses, saat itu saya juga sudah telfon langsung ke CS Saudi Airlines untuk menanyakan apakah bisa mengganti tujuan rekening untuk refund karena 10 hari kedepan saya kemungkinan sudah tidak bisa mengakses nomor rekening Jepang saya karena back for good. Namun, untungnya dalam waktu 3 hari, saya sudah mendapatkan uang refund walaupun terpotong biaya, tapi masih okelah. 

B.1. Tiket Pesawat

Uang hasil refund tersebut kemudian saya belikan untuk uang tiket pesawat baru PP dari Jakarta-Jeddah. Memanfaatkan status pelajar, saya membeli tiket Singapore Airlines-Scoot dengan diskon pelajar sehingga hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 8,6 Jt. Saya berangkat tanggal 25 Maret pagi jam 5 dari Soekarno-Hatta Airport (transit di Singapore selama 6 jam) dan pulang tanggal 30 Maret malam jam 22:45 waktu lokal dengan transit 1 harian di Singapore (tgl 31 Maret -1 April di Changi airport) haha. masih oke sih, karena transit nya di salah satu bandara terbaik di dunia (karena ada snooze lounge yang proper dan bisa hemat hehe). 

B.2. Hotel atau akomodasi

Kemudian saya memesan hotel atau penginapan selama di Mekkah dan di Madinah melalui Booking.com. Jadi saya memesan untuk tanggal 25 Maret-28 Maret sebesar Rp 2,5 juta di Makkah dan 28-29 Maret sebesar Rp 560 ribu di Madinah. Memang mahal karena mengingat bulan ramadan dan jarak ke Masjidil haram juga dekat. Saya booked melalui online dan tidak perlu membayar uang muka sehingga bisa dibayarkan saat berada di lokasinya dan bisa dicancell secara free dalam batas waktu tertentu (yang penting, karena plan saya sangat tentatif). Namun yang di Mekkah ini ada cerita menarik yang akan saya bagikan di sub topik selanjutnya. 

Akomodasi di Madinah saya perpanjang sampai tanggal 30 Maret 2024 karena ada satu dan lain hal yang saya pertimbangkan (detail di sub topik selanjutnya).

B.3. Transportasi ke Jakarta dan pulangnya

Saya memesan transportasi berupa kereta untuk mengejar pesawat tanggal 25 maret pagi, namun untuk pulangnya pada tanggal 1 April, saya menggunakan pesawat karena mempertimbangkan badan pasti akan capek dan inginnya bisa segera pulang ke rumah hehe. Saya memesan kedua transportasi itu kira-kira Maret tangal 10, sebesar Rp 400 ribu untuk kereta dan Rp 1,2 juta untuk pesawat (termasuk bagai 20 kg dan meal). 

B.4. Aplikasi VISA dan siskopatuh

karena saya mengubah rencana saya dari menggunakan visa transit untuk umroh ke visa umroh biasa, maka saya harus mengajukan visa ulang dan kali ini saya meminta bantuan melaui travel agen. Visa saya dapatkan dalam waktu 3 hari alhamdulillah dengan membayar biaya sebesar Rp 2,6 juta dengan masa izin tinggal selama 90 hari. Walaupun selama itu, namun kita harus tetap stay di arab sesuai dengan durasi rencana kita tinggal (saya hanya 1 minggu saja). Visa nya berupa soft file dokumen dan nantinya kita bisa print untuk ditunjukkan atau untuk persyaratan administrasi umroh. Saya mengajukan visa cukup mepet, yaitu tanggal 9 Maret 2024 (H-15 sebelum keberangkatan). Setelah mendapatkan visa, kita bisa login dengan menggunakan nomor visa kita ke aplikasi Nusuk (aplikasi untuk izin permit umroh dan masuk rawdah) bisa diakses di link berikut https://hajj.nusuk.sa/

Selain visa, kita harus mengurus siskopatuh atau Sistem Pengawasan Umroh Kementerian Agama Republik Indonesia. Ini sifatnya wajib ya teman-teman, jika tidak ada ID card dari siskopatuh, kemungkinan bisa ditangkap saat di arab saudi nya. Saya mengajukan siskopatuh melalui agen yang sama saat ketika saya mengurus aplikasi VISA umroh saya dengan membayar biaya tambahan sebesar Rp 250 ribu. Nanti dari agen akan mengirimkan ID card hasil verifikasi dari siskopatuh, nah ID card ini nanti kita print dan kita bawa atau kita buat untuk dikalungkan selama aktivitas umroh. 

B.5. Barang yang dibawa

Saya hanya mempersiapkan beberapa barang bawaan yang saya masukkan ke dalam koper ukuran 24 inchi. Saya hanya membawa 1 gamis, satu baju koko, satu outer jaket denim, beberapa pasang celana dalam, 2 kaos, satu jaket uv protector, satu handuk, alat mandi dan skincare, makanan ringan, obat paracetamol dan juga multivitamin. Selain itu, saya juga bawa sandal yang berguna selama melakukan ibadah umroh, satu kantong tas untuk sandal, dan satu sling bag yang akan saya gunakan untuk menyimpan barang-barang kecil serta dompet selama disana. Saya sangat menyarankan untuk membawa power bank dan juga jangan melupakan converter untuk charger (karena saya lupa bawa haha, walaupun disana bisa beli juga tapi rada ribet). 

Terkait barang bawaan, pakaian ihram jangan sampai lupa dan dimasukkan ke dalam tas atau koper. Jika akan mengambil miqot di atas pesawat, maka jangan dimasukkan ke dalam checked bagasi tapi masukkan ke bagasi kabin saja, namun jika landing di Madinah, bisa dimasukkan ke dalam checked bagasi. Lalu, buku doa jangan lupa dibawa serta ID card untuk siskopatuh. 

C. Tahap Pelaksanaan dan rangkaian umroh

Tanggal 24 Maret sore hari saya ke Jakarta menggunakan kereta malam dan turun di Stasiun pasar senen Jakarta, kemudian melanjutkan perjalanan sekitar jam 03:30 pagi menggunakan Gocar untuk ke Bandara soetta karena penerbangan ke Singapore nya pagi jam 5 an. Sesampainya disana, saya tidak lupa untuk menyempatkan sahur. Kemudian selama di Singapora saya menyiapkan lagi dokumen-dokumen seperti mencetak ID card di bandara Changi singapore (yang harganya Mahal banget padahal print satu lembar dan hitam putih haha). Saya juga ternyata lupa menaruh sendal di tas saya, karena saya ambil miqot di dalam pesawat nanti, jadinya saya harus beli sendal lagi di bandara (costly). 

Saat akan melakukan on-board untuk pesawat ke Jeddah menggunakan Scoot, ternyata saya tidak sendirian. Bisa dibilang hampir 95% penumpang pesawat ke Jeddah saat itu adalah Jemaah umroh dari travel agent. Namun saya juga lihat beberapa orang yang sepertinya juga melaksanakan umroh mandiri (couple an lagi huhu). Oh ya karena saya tidak yakin masih suci dan berniat untuk mandi besar sebelum berangkat, maka saya sempatkan untuk mandi di Bandara Changi, mahal sih, tapi worth it untuk pengalaman haha. Ada beberapa poin yang bisa digunakan untuk shower di Bandara ini, jadi don't worry ya semisal butuh untuk menyegarkan badan dengan mandi. 











Beberapa dokumentasi selama umroh

Selama di pesawat ke Jeddah, kami mendapatkan meal untuk buka puasa dan pilotnya juga memberitahukan ketika sudah masuk waktu buka puasa. Selang beberapa saat, kamu juga mendapatkan makan untuk sahur yang cukup enak. Selain itu, pilot juga tidak lupa untuk memberitahukan jika kita akan melewati titik miqot sebelum mendarat di Bandara King Abdzul Aziz Jeddah. Saat itu saya mengenakan pakaian ihram di dalam pesawat, walaupun rada sempit tapi masih oke. 

Setibanya di bandara Jeddah, saya kemudian melanjutkan proses imigrasi, jadi saya harus berpindah terminal menggunakan semacam subway airport untuk menuju ke bangunan utama imigrasi bandara. Sangat cepat untuk proses pengecekan imigrasinya, saat itu petugasnya adalah perempuan semua. Selepas mendapatkan cap konfirmasi ke imigrasian, saya melanjutkan untuk mengambil koper bagasi saya. Ini yang cukup menunggu waktu lama, karena koper saya keluarnya diakhir-akhir. Untung saya menjadwalkan kereta ke Mekkah dini hari. Oh ya saya tiba di jeddah sekitar pukul 10 malam waktu setempat. Selepas itu, saya melanjutkan perjalanan untuk ke Mekkah menggunakan kereta cepat arab saudi yang namanya Al Haramain. Saya beli tiket itu melalui aplikasi haramain, dengan harga Rp 181 ribu dari Bandara Jeddah jam 00:30 pagi. Boarding dilakukan H-30 menit sebelumnya, dan kita bisa masuk ke kereta kira-kira H-10 menit. Pengalaman yang luar biasa karena dalam kereta yang cukup nyaman, saya bisa istirahat dan antusias untuk melaksanakan ibadah umroh. 

Saya tiba di Mekkah station kira-kira jam 02:00 pagi, dan langsung saya mengambil taxi untuk pergi ke hotel tempat saya menginap. Terkait taxi, kita harus pandai-pandai menawar karena sistem disini taxi tidak mengacu pada agrometer dan sah-sah saja jika satu taxi bisa diisi lebih dari satu orang yang tidak saling kenal namun dalam satu arah tujuan yang sama. Saat itu saya ditawarin untuk harga 70 riyal. Namun saya negosiasi 50 riyal, tidak bisa. Kemudian, saya coba 60 riyal, dan okee deal. Namun.... wkwk, karena saya tidak punya uang pas saat itu jadinya saya bayar pakai 100 riyal (uang lembaran) dan ya sesuai tebakan saya, uang kembaliannya tidak 40 riyal, melainkan hanya 30 riyal, dalam artian taxi tersebut mematok saya harga 70 riyal. yah apa daya, walaupun sempat mengeluh ke supir taxi nya, tapi karena supir taxi nya baik dan friendly karena sampai mengantar ke depan hotel dan mengkonfirmasi bahwa hotel tersebut hotel saya, ya walaupun tricky. Jadi saya sarankan, bayarlah dengan harga pas, jika tidak ada, yakinkan bahwa uang kembalian nya betul sesuai kesepakatan. 

Tidak sampai disitu saja, ternyata hotel saya book melalui platform online sebelumnya, tidak mencatat booking saya. Dalam artian, hotel sudah full dan saya tidak dapat kamar. Saat itu saya shocked dan karena petugas hotel yang jaga tidak bisa bahasa inggris sama sekali, tapi mengajak ngobrol saya dalam bahasa arab terus terusan. Tapi saya hanya menangkap kata Indonesia.. Indonesia. Mungkin saya dikira mau ketemu orang Indonesia disini, dan ternyata benar, saya diajak ke lantai atas dan dipertemukan dengan orang Indonesia yang alhamdulillahnya ada yang tinggal disini. Kemudian mereka mengobrol dalam bahasa arab membahas kenapa saya tidak bisa dapat kamar dan bagaimana saya memesan hotel nya. Setelah beberapa lama, tidak ada jalan keluar walaupun sudah ditelfonkan ke owner nya langsung, tapi no room, fixed full. Karena kebaikan orang Indoensia ini, btw beliau adalah pemilik agent travel ternyata, jadi sedikit tidak menyangka saya berani sendiri datang ke Mekkah untuk umroh mandiri. Lalu beliau menawarkan kebaikan berupaka memberikan santapan untuk sahur, karena saya belum sahur sama sekali dan disuruh istirahat. Kami bertukar kontak WA dan beliau menyuruh hubungi jika butuh bantuan. Dari sini saya sudah mendapatkan kemudahan ditengah kesusahan yang saya alami. Saya rasa, saya tidak tahu harus bagaimana jika tadinya saya tidak bertemu dengan beliau. Beliau kemudian menyarankan saya untuk menitipkan barang bawaan dan koper di front office dan dibantu ngomong juga. Kemudian selepas sahur saya langsung menuju ke Masjidil haram untuk melaksanakan sholat subuh dan sehabis shubuh saya langsung melaksanakan ibadah umroh. 

C.1. Momen ketika umroh

Untuk pertama kalinya, saya melihat kabah secara langsung dan menginjakkan kaki di tanah suci, di Masjid al-haram. Sungguh betapa bersyukur dan merasa tidak percaya. Saya yang tidak punya apa-apa, bisa diundang dan diberi kesempatan untuk berkunjung, adalah hal luar biasa yang bisa saya dapatkan seumur hidup saya. It was magical, splendid and unbelievable. Saya melakukan sholat shubuh di lt 4 dan kemudian turun menuju area kabah untuk melakukan tawaf. Begitu banyaknya orang yang melakukan tawaf di bulan ramadan, hingga saya berdesak-desakan dan tidak bisa mendekat di area lingkar yang paling dekat dengan kabah. Namun, tawaf saya alhamdulillah lancar, dan saya kemudian melanjutkan rangkaian ibadah untuk sa'i dari bukti Safa ke Marwah. Walaupun proses mencari lokasi Sa'i nya rada membingungkan, namun berkat mengikuti banyak orang yang sepertinya mencari tempat Sa'i, saya akhirnya mendapatkan lokasi Sa;i di lt 2. Walaupun ternyata tidak di lt 1 yang bisa melihat bukit nya langsung, namun ini sudah cukup untuk saya bisa melangsungkan proses Sa'i dengan lancar. Selepas menyelesaikan proses Sa'i, kemudian saya melakukan tahalul dengan memendekkan rambut kepala saya dengan dibantu oleh jemaah lain. Saya membawa gunting sebelumnya, dan memakai gunting tersebut untuk melakukan tahalul. Sah dan tahalul ini menandakan ibadah umroh saya selesai. Semoga bisa diterima ibadah saya dan bisa jadi umroh mabrur. Oh ya, saya sembari membaca buku doa juga kok selama umroh, karena saya juga masih belajar dan menghafal doanya, maka saya membawa buku doa yang diberi oleh teman saya. Kira-kira rangkaian ibadah umroh dari jam 5 pagi ke jam 8:00 pagi, sekitar 3 jam. 

C.2. Setelah umroh

Umroh memang tidak membutuhkan waktu lama, karena umroh mandiri, sebenarnya saya bisa melakukan umroh kapanpun dan beberapa kali, namun saya hanya melaksanakan umroh sekali saja selama tinggal disana. Selebihnya saya hanya datang ke Masjidil haram untuk ibadah sholat wajib dan ibadah lain saja, termasuk buka puasa. Selebihnya hanya di hotel untuk istirahat. Namun, sejak kedatangan saya ke Mekkah dan dengan drama di hotel, selepas umroh pagi hari tanggal 26 Maret, saya kemudian kembali ke hotel yang awal tadi, dan meminta akses internet. Kemudian berkat bantuan beliau (orang Indonesia yang bertemu saya tadi diawal) saya mendapatkan satu sharing bed dari teman travel agent yang lain. Dengan harga per hari 150 riyal dan mengingat lokasi hotel sangat dekat dengan masjidil haram (kira-kira 400 meter saja) saya ambil tawaran tersebut. Siang hari selepas dzuhur saya dan beliau ke lokasi hotel (hotel Snood namanya) untuk bertemu dengan salah satu orang Indonesia yang menjadi tour guide travel tertentu. Disana saya akhirnya bisa istirahat dan menyiapkan diri untuk ibadah di masjidil haram. Kira-kira selama 3 hari (efektif nya) di Makkah, saya hanya tidur 3 jam an per hari. Saya habis kan waktu di Masjidil haram dan keliling-keliling masjid, namun tidak sempat untuk berziarah ke lokasi-lokasi bersejarah di Mekkah (maklum waktu mepet dan tidak ada uang hehe). Namun sejauh ini, saya sudah cukup puas bisa berkunjung ke Masjidil haram. Terkait makan untuk buka dan sahur, saya juga membayar untuk bisa ikut prasmanan yang sudah disediakan agent travel di hotel ini dengan biaya per hari 60 riyal diluar uang kamar. 

Beliau yang menjadi in-charge travel agent yang memberikan sharing bed untuk saya, sangatlah baik. Kami sharing berbagai macam hal dan diajak untuk menemukan lokasi strategis juga untuk ibadah. Saya juga diajarkan bagaimana menawar uang dalam bahasa arab dan diberitahu lokasi untuk ambil transport ke Madinah nanti. 

3 hari berlalu dan tanggal 28 Maret siang, saya harus ke Madinah untuk berziarah dan melaksakan ibadah disana. Saya ambil dan disarankan oleh beliau tadi untuk pakai mobil chateran (van) karena lebih murah. Walaupun nanti mobil akan berangkat setelah kursi sudah penuh. Saya dari Mekkah ke Madinah dikenai biaya 60 riyal. Berangkat jam 11 siang dan sampai di madinah kira-kira jam 3 sore. Namun, mungkin karena akumulasi aktivitas di Mekkah, diluar cuaca panas namun di dalam masjid suhunya cukup dingin, dan kurang istirahat, akhirnya sesampai di Madinah saya merasakan drop. Kondisi badan saya tidak stabil dan merasakan masuk angin. Niat awal saya akan jalan kaki dari titik turun ke hotel tempat saya singgah nanti, tetapi saya mnengurungkan niat karena cuaca saat itu sangat terik dan panas sekali, ditambah kondisi saya yang kurang sehat. Saya kemudian pesan taxi online (namanya Careem) denga harga 22 riyal untuk perkiraan awal biaya, namun setelah sampai biaya menjadi 36 riyal haha. Mahal tapi mau bagaimana lagi, badan sudah tidak kuat. 

Alhamdulillahnya, hotel yang di Madinah tidak zonk seperti di Mekkah, saya bisa check-in dengan lancar dan menbayar cash sebesar 129 riyal per malam. Kemudian saya istirahat di kamar selama sehari semalaman. Kamar saya btw sharing bed berjumlah 4, jadi di kamar ada banyak orang, dan mereka juga caring. Saya hanya memesan hotel ini selama satu malam, karena niat awal satu malam lagi di madinah saya mau ngemper hehe, tapi ternyata tidak mendukung dan saya memperpanjang masa tinggal saya satu malam lagi dan akhirnya bisa. 

Lagi-lagi, begitu banyak kemudahan ditengah kesusahan yang terkadang saya alami selama disana. Saya bertemu satu orang Indoneisa, bapak-bapak dari Bekasi, yang ternyata beliau juga umroh mandiri sendiri di Madinah. Alhamdulillah dan perasaan lega banget kalau bertemu dengan orang Indonesia. Sejak saat itu saya sering pergi dengan bapak ini ke Masjid Al Nabawi. Bapaknya sangat friendly dan caring juga. Saya juga diberikan multivitamin oleh bapaknya, dibantu pesankan taxi juga. Saya sangat bersyukur. 

Di Madinah saya menghabiskan waktu 3 hari secara total, hari pertama saya habiskan untuk istirahat di hotel, dan hari kedua walaupun belum sepenuhnya pulih, saya bisa menyempatkan untuk sholat jumat di masjid Nabawi. hari terakhir di Masjid Nabawi (Madinah) saya pergi untuk ziarah ke makan nabi dan berusaha untuk bisa masuk ke raudah atau taman surga. Namun, sayangnya ada masalah dalam aplikasi nusuk saya. karena harus melalui permit dari nusuk, dan aplikasi saya ternyata bermasalah, permit saya tidak bisa keluar. Dan pada hari itu, saya coba refresh lagi dan ternyata saya harus update aplikasinya ulang (padahal itu aplikasi udah hasil update wkwk). Alhasil saya bisa akses permit saya, namun permit saya sudah kadaluarsa. Sedih banget, tapi saat itu saya nekat untuk coba masuk dan coba lobby petugas dengan permit kadaluarsa saya (jam permit nya sudah diluar waktu yang ditentukan, namun masih di hari yang sama). Setelah mengantre, petugas tetap tidak memperbolehkan saya masuk, mungkin karena banyak sekali jamaah yang antre juga jadi sangat ketat saat itu. Saya sempat nangis tidak bisa masuk ke raudah, mana saya sedang tidak enak badan, namun saya berusaha untuk positive bahwa suatu saat saya akan bisa kembali datang untuk berkunjung. Saya kemudian meninggalkan masjid nabawi untuk beli oleh-oleh karena saya harus ke Madinah station jam 3 sore. 

Jam 3 sore dari hotel, saya dibantu bapak dari bekasi tadi untuk memanggil taxi langgannanya, saat naik awalnya petugas taxi (taxi non-resmi) tadi menyanggupi 40 riyal untuk ke Madinah station, kemudian saya naik dan diantar ke station. Namun saat sampai dan turun, saya mengulurkan uang 40 riyal namun ornagnya bilang masih kurang ini, dengan logat arab haha, Lah tadi kan udah sepakat 40 riyal kenapa bilang tidak cukup pas turun. namun karena ada orang yang akan naik, saya hiraukan dan saya tinggal pergi haha. Memang harus seperti itu biar tidak babak belur kena permainan harga. 

D. Tahap pulang ke Tanah Air

Jam 4 an sore saya sampai di Madinah station dan saat itu saya sedang menunggu untuk boarding ke kereta cepat Haramain. Saya sudah memesan tiket secara online dengan harga Rp 400 ribu. Lebih mahal karena dari madinah ke Jeddah airport dan saat bulan Ramadan. Kereta saya akan berangkat jam 6 sore. Jadi H-30 menit, saya naik ke kereta. tanggal 30 maret pukul 21 malam, saya sampai di Jeddah airport. Sesampainya, saya kemudian menuju ke counter untuk membeli air zam-zam, dimana untuk visa umroh kita bisa membawa zam-zam 5 liter dan dimasukkan ke overbaggage secara gratis. Namun air zam-zam nya tetap beli ya, saya beli waktu itu dengan harga 12 riyal untuk 5 liter. Nanti zam-zam ini akan dicheck-in bersama dengan koper bagasi kita dan diberi label. Namun, untuk baggage drop air zam-zam ini terpisah dengan bagasi kita. Nanti ada counter khusus zam-zam. Disana kita tinggal drop dan nanti akan diambil di bandara tujuan di jakarta. 

Saya naik pesawat jam 10 malam menggunakan Scoot untuk penerbangan ke Jakarta, namun transit di Singapore selama satu hari satu malam haha.Lama banget, tapi tidak masalah karena bandara Changi lumayan nyaman untuk transit. Kemudian, saya melanjutkan perjalanan ke Jakarta tanggal 1 April jam 10 pagi. Sampai di Jakarta jam 2 siang kemudian saya ambil bagasi saya untuk nanti oper ke penerbangan selanjutnya jam 18:00 WIB menuju kampung halaman hehe.

SUMMARY

Untuk meringkas pengalaman umroh mandiri saya, akan saya ringkas dalam beberapa poin yaitu saran dan masukan:

A. Jangan takut untuk umroh mandiri jika memang budget pas-pasan. Namun, saya tidak merekomendasikan jika kalian belum pernah travellling ke luar negeri sebelumnya. Sangat riskan.

B. Persiapkan segala sesuai jauh-jauh hari termasuk list barang bawaan untuk umroh. Karena persiapan saya sangat dadakan, jadi ada beberapa barang yang tidak terpakai dan juga ada beberapa barang yang lupa tidak bawa.

C. Pakai uang pas ketika membayar taxi atau apapun itu yang hasil tawar menawar untuk menghindari permaianan harga.

D. Jangan booking hotel melalui online jika tidak ada jaminan kartu kredit, karena mayoritas hotel atau akomodasi di arab akan mendahulukan direct transaction. Dan mayoritas hotel berbintang yang bisa secure melalui online. jadi dipastikan.

E. Saya bawa uang 4 juta rupiah (total) selama seminggu disana. Itu cukup namum memang ngepress. Perlu diingat, ini bulan ramadan, bisa jadi diluar bulan ramadan, bisa jauh lebih murah.

F. Jaga kesehatan, jangan lupa istirahat cukup walaupun kita bertujuan baik untuk ibadah, tapi perhatikan kondisi badan. bawa obat-obatan pribadi yang manjur dan multivitamin.

G. Bawa selalu passport dan ID card siskopatuh kemanapun. Jangan gubris orang yang menawarkan sesuatu atau mengajak ngobrol yang terlihat ramah, karena itu bisa jadi scamming. 

H. Bawa payung kecil dan juga pelindung dari terik matahari. Wajib ya walaupun kalian merasa risih denga memakai tabir surya atau hal lainnya.

I. Jangan pakai layanan shuttle bus gratis dari Nusuk. karena itu biasanya charge akan dikenakan ke travel agent yang kita pakai jasa nya. hehe atau nggak kalian akan dimarahi oleh travel agent. 

J. Cek apliaksi nusuk berkala karena akses permit untuk ke Raudah melalui aplikasi itu tidak selalu bisa diakses. Jadi ketika ada waktu available di aplikasinya, langsung eksekusi.

K. Bawa sendal kalian kedalam kantong khusus agar tidak hilang dan tertukar. Wajib.

L. Datang H-2/3 jam untuk bisa dapat spot tempat ibadah yang diinginkan. Biasanya akan cepat full. 

M. Mungkin saya lupa menuliskan satu dan hal lainnya, bisa hubungi saya di alvian3003@gmail.com jika ada pertanyaan. 


Saya juga akan lampirkan foto total pengeluaran saya berikut untuk lebih detail. 


Foto total pengeluaran umroh mandiri ramadan selama seminggu. Pengeluaran bersifat subjective. 

Semoga kalian bisa berkunjung ke tanah suci Allah segera dan mampu melakasanakan ibadah umroh atau haji. Semoga bisa berkesampaian untuk umroh di Bulan Suci Ramadan. Amin. 

Komentar

Postingan Populer